Skip to content
  • Home
  • About
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Movie
  • Travel
  • Lifestyle
  • Kuliner
  • Kesehatan
wadimhiri.com
  • Home
  • About
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Movie
  • Travel
  • Lifestyle
  • Kuliner
  • Kesehatan
Written by admin on July 29, 2020

Rela Dicaci Maki Agar Tetap Melayani Warga Kisah Bidan Desa Dian Eka di Kendal

Uncategorized

Kisah pengalaman tenaga medis asal Kendal, Jawa Tengah, Dian Eka (32). Wanita ini berjuang mengawali kisahnya menjadi tenaga medis Covid 19 dengan penuh perjuangan. Perempuan cantik yang berprofesi sebagai bidan desa ini harus berjuang lebih dalam mengawal warganya dari covid 19.

Beberapa kali ia menerima perlakuan yang kurang baik dari masyarakat saat bertugas. Mulai dari cacian, hinaan, hadangan, hingga aksi teror ia terima. Bahkan, pemilik nama akrab Dian ini sempat kehilangan support sistem dari suaminya lantaran sang suami tak tega melihat apa yang dialami sang istri.

"Pernah sih saat masa sulit dan banyak rintangan, suami saya menyarankan untuk istirahat dari rutinitas sebagai bidan. Dia kasihan dengan yang saya alami. Beberapa dari keluarga saya juga menyarankan hal yang sama," tuturnya saat ditemui di Puskesmas I Kecamatan Brangsong, Rabu (29/7/2020).

Namun Dian memilih bertahan agar tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada warganya. Dian berpikir bahwa ada banyak konsekwensi atas setiap profesi yang bakal dijalani setiap orang termasuk menjadi tenaga paramedis. Dian sendiri sudah menjadi tenaga paramedis sejak 2011 lalu. Ia kini bertindak sebagai bidan di salah satu desa di Kecamatan Brangsong.

Maret tahun 2020 ini, Dian menjadi bagian dari tenaga paramedis dalam penanganan covid 19. Sepanjang 5 bulan tersebut, ia mendapatkan banyak pelajaran dari profesinya. Tercatat puluhan tracing yang telah ia lakukan hingga ke pelosok desa desa jangkauannya.

Meski sudah memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap didampingi Bhabinkamtibmas maupun TNI, perempuan hijab ini beberapa kali dihadang oleh warga. Tak hanya itu, makian, umpatan, kata kata kotor sering ia dengar. Kendaraan yang dicegat, teror pesan Whatsapp, dilempari batu di tempat ia bekerja, hingga dianggap penyebar berita hoax pun pernah ia alami.

Sedih, menangis berbalut lelah tak bisa ia tutupi. Namun, Dian tetap memegang teguh prinsipnya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga. Ia berpikir apa yang dialaminya lantaran kurangnya informasi dan pemahaman warga terhadap bahaya covid 19.

Hal itu manjadi salah satu tugas paramedis untuk memberikan edukasi tentang bahaya maupun cara pencegahan virus corona. "Ada suatu warga menolak kami, dihadang. Kami juga dianggap sebagai orang yang mencari cari sesuatu, mempercepat SPJ turun, bahkan dibilang mencari keuntungan semata. Banyak warga menuduh kita bekerja hanya karena uang, dan banyak pengalaman lain.

Kita tetap sebut ini tugas dan tanggungjawab profesi untuk mencegah penularan yang ada," katanya. Kini, Dian bersama tenaga paramedis maupun tenaga medis lain masih harus berjibaku menangani covid 19. Terlebih saat kasus positif corona yang terjadi di Kabupaten Kendal meningkat tajam, sementara tidak ada yang bisa memastikan kapan berakhirnya pandemi ini.

"Imbauan kepada warga tetap rutin kita jalankan, tracing tetap kita lakukan setelah adanya warga yang dinyatakan positif corona. Kita observasi, periksa dan kita sarankan isolasi mandiri. Kalau hasil tes rapid menunjukkan reaktif, kita usulkan untuk dilakukan swab," terangnya. Kata Dian, kebanyakan pasien positif nurut untuk dijemput dan diisolasi tanpa perlawanan. Keluarga intinya pun rata rata mendukung kinerja medis, hanya saja beberapa kerabat jauh hingga tetangga sekitar tak mau untuk dilakukan tracing.

Dengan segudang pengalaman itu, Dian mencoba membalutnya menjadi sebuah motivasi untuk dirinya. Ditambah beberapa motivasi dari keluarga, sahabat, hingga rekan kerja membuat Dian semangat hingga saat ini. Kini support sistem dari orang orang terdekat sudah kembali dan bertambah besar. Ia berharap apapun yang diusahakan meskipun pelan akan menuai kebaikan untuk semua orang.

"Yang jelas gak boleh ada kata menyerah, gak boleh ada kata pasrah, yang ada harus tetap melakukan. Toh ini untuk kebaikan bersama. Harapan saya buat teman teman seperjuangan, kita harus bekerjasama dengan pemerintah desa, dengan aparat setempat. Agar kita kuat, agar penanganan lebih maksimal, agar sejalan dalam menangani covid 19 ini. Kemudian, jangan lupa lindungi juga keluarga kita masing masing," pungkas Dian.

Tags: bidan desa, covid-19, dian eka, jawa & bali, regional, virus corona
Written by admin

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

August 2022
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Jul    

Categories

  • Bisnis
  • Fashion
  • Finance
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Movie
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Properti
  • Seleb
  • Sport
  • Techno
  • Travel
  • Uncategorized

Archives

  • August 2022
  • July 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020

OTHER SITE

Blog Mede

Jasa Iklan Blog

Berita Swasta

Situs Informasi Terkini

Jurnal Ado

Biografi Tengda

Blog Media Mehru

Tulisan Diya

Jurnal Tulisan Bang Gandi

Informasi Terpercaya

Advertisment

Blog Shawn

Informasi Fashion Kekinian

Jurnal Tulisan Perawat

Sulastri Blog

Situs Blog Eien

Jurnal Inspirasi Anak Muda Kekinian

KPPN Banjarmasin

Joor Blog

Website Remont

Artikel Tips & Trick Foto

Copyright wadimhiri.com 2022 | Theme by ThemeinProgress | Proudly powered by WordPress